Jumat, 15 November 2013

AKU, KAMU DAN HUJAN

Aku berlabuh di dermaga pulau kecil ini
Kulangkahkan kaki hanya untuk sebuah asa
Terik matahari selalu memberikan bayangan akan masa lalu
 Namun aku selalu pandang kedepan

Kamu adalah berkas cahaya yang menyayat hatiku
Mengukir polos pada jantungku
Matahari yang senantiasa memberikan cahaya putih
Sejuk yang menyirami dengan embun

Detik jam terus memburuku
Aku tak pernah berhitung satu satu
Namun keputusan sudah dijatuhkan
Sisa waktu tak lama lagi

Duduk di bawah siraman sinar senja
Kau disampingku
Menatap mentari yang semakin ditelan samudera
Genggam tanganku basah

Titik hujan jatuh satu per satu
Kita tetap bertahan
Duduk hingga mega usai
Aku memelukmu

Aku harus pergi
Kapal yang sedari tadi menunggu telah bersiap angkat jangkar
 Aku akan pergi
Merentas jalan yang telah aku goreskan

Ini adalah hujan pertama yang kita rasakan bersama
Cerita semusim
Antara aku, kamu dan hujan

Senin, 11 November 2013

MUSIM HUJAN

Derai hujan kerap menyapa belakangan ini
Aku rasakan basah dalam sela daun jendela
Bias rintik hujan tergambar nyata pada kaca jendelanya
Bau tanah yang lama gersang menelusur masuk dalam rongga

Ini bukan pulau tanpa hujan sayang
Ada kalanya matahari sangat menyengat
Namun, seperti yang kau rasakan hari ini
Panasnya hari luluh sekejap dibasuh hujan

Tatapan matahari tajam menghujam
Sapalah cahayanya
Kecup bibirnya dan dekaplah erat
Karena esok kau tak akan pernah tahu ia masih tetap akan terik atau basah

Denpasar, Awal Musim Hujan 2013
Abdullah Chepa Al-Harits