Minggu, 23 November 2014

Rindu



Kenapa kau membenci hujan?
Aku di sini bahagia.
Membawa kembali memori senyum, yang sudah seabad berjamur dalam kepala
Dan aku rindu.

Bukan maksud hati membenci hujan.
Top of Form
iaiaia selalu membuka kembali rinai duka yg dulu pernah tercipta.
merentas ngarai menyisip perih.
sama seperti saat dia menghilang dalam sunyi.

kenapa harus peduli apa kata duka?
Toh, duka bisa lenyap kapan saja.
Asal kau biarkan cahaya suka merasuk ke dalamnya.
Biarkan duka berlalu pergi memenuhi takdirnya sendiri.

Bukan duka jika dapat kau hapus dengan air Mata.
Dia selalu bergejolak saat cahaya pelangi menyisip kepada awan.
Seperti rindu yang ku tanam.
Kadang harus rela merekah nestapa.
Bottom of Form


DPS-PLG
November, 23 2014
brainstorming with ara (Heny Niagara)

15.026 km

teruntuk cinta
disemesta ini adalah tercipta dua titik kau dan aku
terpisahkan sejauh 15.026 km jagad raya membentang
dipisahkan samudera biru yang tak bertepi

kita panggil ini cinta
dimana rasa rindu tiada tara berhembus sepanjang kartulistiwa
rasa rindu pada hari dimana nirwana meniadakan jarak antara medan kita

teruntuk cinta
disemesta ini tercipta dua titik kau dan aku
jarak membuat garis lurus yang didalamnya tersimpan asa
dipisahkan benua jingga yang kadang abu-abu
kita sebut ini cinta
dimana rasa rindu harus kupendam tanpa duka dan air mata

Kamis, 20 November 2014

Rindu

aku rindu hujan
dimana saat rintiknya menyanyikan cinta kita
butiran hujan yang jatuh pada dahan gersang
menghilangkan dahaga

hujan itu sexy
dia tau kemana harus bercumbu dengan tanah
butirannya berirama mengajak berdansa
menerawang dalam relung cinta

ahhh...
sudah lama rupanya dia bersembunyi dibalik awan
sehingga pelanggi enggan membentang
apa terus akan kutunggu engkau
hingga mentari tenggelam dalam mega

kuharap engkau cepat datang
hapus dahagaku
kita menari dalam rintik hujan
hingga mimpi menghilang

menanti hujan
November 21, 2014

Jumat, 11 April 2014

AKAR

kita tak pernah tahu kemana cinta akan berlabuh
kadang harus melintasi samudera
kadang harus menerjang badai
tak jarang membentur karang

saat kau sebut dia cinta
adalah kesetiaan yang akan mengujinya
satu tatapan mata tak mampu memberikan ruang luas terbentang
satu tetesan keringat belum kan bisa mendekatkannya

selalu ada ruang kosong dalam cerita
jangan pernah berlari darinya walau hanya sekejap
cinta akan menemukan jalannya
meski bersatu dalam sebuah jarak

aku yakin kau bukanlah matahari
karena kau tak pernah berubah menjadi senja
aku yakin kau bukan bulan
karena kau tak pernah berubah menjadi fajar

dalam tetes hujan yang senantiasa basah
aku selalu yakin akan hadirnya pelangi
aku tetap setia pada satu nama
cinta, meski tanpa akar bersamamu


16.629 km menuju hatimu
awal april 2014




Rabu, 26 Maret 2014

16.629 km (von meinem Herzen) Part 1

Sekali lagi aku menatap peta buta yang terpampang di ruangan sempit berukuran 3x4 ini. 16.629 km dari tempat bumi yang aku pijak dan engkau tengah tertidur lelap. perbedaan waktu 7 jam lamanya mengharuskanku menunggu hingga lepas makan siang untuk mengucapkan selamat pagi padamu. Seperti kebiasaan pasangan yang tengah dimabuk cinta, selalu aku kirim kalimat selamat pagi dengan ciuman, walau aku tahu itu hanya gambar bibir merah yang sampai pada layar ponselmu.

guten morgen mein lieben.
Hampir setiap hari kata itu melayang dari ponselku, melintasi alam raya hingga dapat kau baca saat matamu terbuka. Semenjak kamu terbang  hingga terdampar pada benua yang terasa sangat asing bagiku, rasa hampa kerap kali menyelimuti dinding-dinding malam. Aku selalu mencoba mengenang air mata yang dulu sempat kau tumpahkan dibahuku. Terbayang hangat tubuhmu saat engkau dalam dekapanku.

Aku adalah lelaki yang selalu benci dengan hujan. Karena hujan membuat pikiranku terusik akan bayanganmu. Gambar dirimu selalu ada saat titik-titik hujan membahasi kaca jendela kamarku.

Kamis, 13 Maret 2014

Kelana

Aku adalah bara api
Mampu melahap dan meluluhlantakan arang menjadi debu
Bagiku, cinta adalah hanya cerita khayalan saja
Debu pun akan hilang dihebus angin
Begitu pula sebuah angan yang kau sebut namanya cinta

Aku berkelana
Menelusuri jejak yang mungkin terhapus badai
Merentas zaman untuk sebuah asa
Kadang air membelai mata
Kadang luka merobek hati
Hanya mampu diam

Namun kali ini aku terjatuh
Aku bersimpuh
Aku mengaku kalah
Aku tak berdaya
Aku terpuruk pada satu hati
Kamu

Freitag, März 14, 2014
16.629 km von meinem Herzen

Rabu, 05 Maret 2014

Balada Rindu Mendera

Saat siang dihari kamis
Aku masih saja termenung di meja kerja
Suara kicauan burung dan jangkrik dari rumah sebelah terdengar begitu nyata
Simfoni awan dan matahari begitu cerah terlihat dari jendela kaca
Burung-burung kecil terbang beriringan menapaki hari
Hari yang tak kunjung datang membuatku semakin merindu
Rasa sepi yang menggalau menyiksa batin setengah hampa
Wahai mentari yang enggan bersuara
Ceritakan pada dia bahwa aku telah lelah
Ceritakan pada dirinya rinduku memendam kesah
Sampaikan bahwa siangku begitu nestapa
Menanti dirinya

Rabu, 26 Februari 2014

Aku Padamu

Aku padamu, seperti daun yang gugur diterpa angin
Tak pernah tau kapan ranting kecil itu rapuh dan berhembus tanpa perpisahan
Aku padamu, seperti matahari yang diselimuti awan
Malu-malu tapi membuatku semakin berguncang
Aku padamu, seperti air yang tak pernah tau ingin pergi kemana
Hanya mengalir, membentur batu, walau tak tau laut mana yang akan menjadi muara
Aku padamu, seperti ikan yang rindu air untuk berenang
Gelisah, meski hujan yang tak kunjung menyapa

Engkau tak pernah tau
Saat hati merindu
Daun  yang gugur tak jua mampu menghilangkan rasa ingin bertemu
Saat hati perih
tak satupun rumah mampu meneduhkan raga
Saat hari risau
Gemericik air tak mampu mengusir kegelisahan

Aku padamu
Daun yang gugur dan ikan yang kepanasan menuju lautan luas
Selalu berharap

Senin, 20 Januari 2014

Bayangan dirimu dalam hujan

Hari ini hujan turun lagi
Butir airnya mengingatkanku akan air mata yang menetes di pundakku
Dinginnya hari membuatku merasakan hangat tubuhmu
Kau adalah manusia pertama yang mampu bertahan dalam badai
Kau adalah anugerah yang tercipta tak sengaja
Mampu mengisi ruang-ruang kosong dalam jiwaku
Membuatku kuat bertahan dalam perihnya luka
Menguatkanku saat aku lemah
Membawaku terbang saat sayapku mulai rapuh
Selalu kulihat bayanganmu dalam hujan
Namun aku yakin kau nyata




Jumat, 03 Januari 2014

PUTRI (Permata yang Hilang)

Dia terkulai lesu
Setelah pergulatan yang panjang
Perdebatan yang menguras otot dan semua tenaga
Separuh pakaian yang dikenakan telah rombeng
Tangan kekar yang tak tahu dari mana datangnya kuat mencengkram

Gelas kaca yang berisi anggur merah itu masih berbekas kecupan gincun merah
Nanar dalam pandangan menyimpan dendam
Namun tenaga telah habis diterjang badai
Hanya sanggup mengelurkan permata penyesalan
Basah, limbung bercampur dalam satu jiwa

Bau penyesalan dan kegagahan menyatu berpadu
Nafas tinggal satu-satu, menikam nurani
Namun tak seorang pun membalas dengan kasih
Mereka semakin beringas dan menggebu
Dia pasrah, kalah tenaga

Semua ini telah direncanakan dengan matang
Berikut dengan naskah dan dialog
Tak sanggup lagi dia berangan
Kepalanya limbung
Gelap bersama Mimpi indahnya