Senin, 10 September 2012

Hydrology Cycle


Siklus Hidrologi
Oleh
Separdi Haja, S.T (1291561050)
Master Degree of Udayana University
Technical and Water Resource Management



       Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tejadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, tentang sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubungannya dengan kehidupan. Secara umum dapat dikatakan bahwa Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masalah kuantitas dan kualitas air di bumi (Martha, 1992:01).
            Siklus hidrologi adalah siklus perputaran air pada bumi, dimana air yang berada dimuka bumi kemudian naik ke awan dan turun kembali ke bumi. Menurut Dr. Ir. Lily Montarcih Limantara, M.Sc. dalam buku Hidrologi Praktis menjelaskan bahwa siklus hidrologi merupakan gerakan air ke udara, kemudian jatuh kepermukaan bumi lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi yang lain, dan akhirnya mengalir ke laut.
Hal-hal penting yang berkaitan dengan siklus hidrologi adalah:
1.      Dapat berupa:
Siklus pendek, yaitu dari hujan, menuju laut/danau/sungai, kemudian menuju laut lagi.
Siklus panjang. Yaitu dimulai dari air dipermukaan bumi yang menguap, terjadilah awan, didesak angin, terjadi hujan, terjadi limpasan (sebagian terinfiltrasi dan perkolasi), kembali ke laut lagi.
2.      Terjadinya tidak ada keseragaman waktu.
3.      Intensitas dan frekuensi bergantung pada geografi dan iklim.
4.      Berbagai bagian siklus sangat kompleks
Dari uraian diatas, maka ada 4 proses dalam siklus hidrologi yaitu:
1.      Presipitasi
2.      Evaporasi dan evapotranspirasi
3.      Infiltrasi
4.      Limpasan permukaan dan air tanah


Siklus hidrologi secara singkat dapat dilihat pada gambar berikut: 


Awalnya air permukaan pada cekungan-cekungan bumi yakni laut, danau, sungai, waduk, dan genangan air serta air yang berada pada manusia dan hewan (sangat kecil) serta tumbuhan mengalami penguapan. Penguapan-penguapan yang terjadi dibumi antara lain: a). Evaporasi, yakni penguapan dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara. b). Evapotranspirasi, yakni penguapan dari tanaman. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keduannya adalah suhu air, suhu udara (atmosfir), kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari dan lain-lain yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Kemudian air yang berasal dari penguapan berkumpul diawan. Akibat perbedaan suhu yang mencolok pada awan, uap air tersebut mengalami kondensasi dan akhirnya jatuh ketanah dalam berbagai materi seperti hujan, salju ataupun es. Proses ini sering disebut sebagai Presipitasi. Jumlah presipitasi dinyatakan dalam satuan (mm).
Setelah air tersebut jatuh kembali ke permukaan bumi, maka ada beberapa proses yang terjadi kembali. Air yang jatuh pada tanah menyebabkan masuknya air tersebut kedalam tanah melalui pori-pori tanah. Semakin besar nilai pori tanah maka laju penyerapannya akan semakin besar. Adapun hubungan lamanya hujan berbanding terbalik dengan nilai laju penyerapan. Hal ini disebabkan oleh keadaan fisik tanah yang semakin lama semakin jenuh air. Proses penyerapan air dari permukaan ini disebut Infiltrasi.
Air yang telah terinfiltrasi akan terus manuju pusat bumi hingga mencapai muka air tanah. Proses sanjutan ini disebut dengan Perkolasi. Air yang berada dalam tanah tidak hanya mengalami penyerapan menuju pusat bumi, tetapi ada kalanya terjadi penyerapan kesamping atau dikenal dengan rembesan. Laju air jika telah sampai pada bagian keras tanah, maka akan adanya aliran muka air tanah. Aliran inilah yang menjaga kandungan air tanah dan tinggi rendahnya muka air tanah.
Jika tanah telah jenuh air dan atau rapat porinya terlalu kecil, maka air tersebut tidak mengalami penyerapan tetapi akan dialirkan diatas permukaan tanah. Hal ini sering dikenal dengan limpasan permukaan air tanah. Limpasan yang terjadi juga dipengaruhi berbagai faktor, antara lain kemiringan tanah, tata guna lahan, intensitas curah hujan, durasi hujan, arah gerak curah hujan, kelembaban tanah dan kondisi-kondisi meteorologi yang lain.
Air yang yang bergerak pada tanah (infiltrasi, perkolasi, rembesan dan aliran permukaan air tanah) dan limpasan pada akhirnya akan menuju tampungan-tampungan air dipermukaan bumi. Air tersebut ditampung dan kemudian proses penguapan terjadi kembali. Hal ini terjadi berulang-ulang dan membentuk sebuah siklus air. Jumlah air pada bumi selalu konstans, oleh karena siklus hidrologi ini jumlah air pada bumi sulit untuk diprediksi. Namun, proses-proses pada pada siklus hidrologi ini dapat ditentukan. Hubungan antara aliran air kedalam dan keluar disuatu daerah untuk suatu periode tertendu disebut water balance.
Siklus hidrologi ini berguna pada kehidupan manusia antara lain untuk menentukan debit aliran sungai, debit saluran drainase, tinggi muka air waduk, pengairan untuk pertanian dan berbagai kegiatan pada kondisi meteorologi.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

hidrologi yg versi englishnya mana??