Kita pernah berbincang dibawah rembulan
Bayang hitam hanyalah tanda akan merindu
Terselip tirani dalam lipatan
Saat udara dan remang membekap kita bergantian
Hujan menyapa begitu deras
Tumpukan jerami tak begitu memberikan kehangatan
Teh atau pun kopi tak tersaji kala itu
Hanya selimut usang yang mampu kau berikan
Ibu, kau mendengkur begitu keras
Harmoni tidurmu bersatu dengan percik air hujan
Cintamu meniadakan udara mencengkram
Teduh wajahmu berbinar terpancar dari berkas sinar lilin
Kau tersenyum dan tertawa dalam mimpimu
Raut yang telah lama pudar dari indah wajahmu
Berharap namaku yang kau sebut
Bahagia sesaat meski hanya mimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar