Minggu, 09 September 2012

Mati Memeluk Bulan

Kau datang membawa penyejuk dahaga
Membiaskan kisah yang telah hilang
Membasuh ruang-ruang kosong yang gersang
Jari lentik memetik pelangi
Rambut basah terurai senja
Kau gigit sebagian bibir bawahmu
Kerlipan mata yang menghujam jantung
Membuat imajiku membelai gundukan hasrat jiwamu
Bawakan aku sesendok madu
Bersama nafsu yang telah lama kau pendam
Madu kau tumpahkan disekujur tubuh indahmu
Kemudian kau berbaring bersama remang
Lihatlah bulan menghitam
Memicingkan mata seolah mengintip
Jika kau halal bagi dunia
Beri tanda akan sebuah logika
Dengan beringas aku menjelajah aliran madu
Jilatan api nafsu terurai dalam darah
Aku tenggelam dalam kubangan
Berpeluh kisah menghatur sukma
Melepaskan getaran yang sempat hilang
Aku mati
Sebagian tubuh mengejang
Kau tahu sayang
Bulan yang telah menghunus pedang saat aku bercinta dalam kelam

Tidak ada komentar: